Banyak hal yang menarik di sosial media, termasuk hal yang berkaitan dengan lawan jenis, hingga saat ini penggunaan sosial media menjadi salah satu yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Karena sosial media sudah dalam genggaman dalam bentuk perangkat yang disebut smartphone android atau ios. Jentikan jari sudah terbuka, sambil makan, sambil minum, sambil berjalan, sambil duduk dan bahkan sambil buang air di toilet. Hal ini menjadi sebuah pemandangan yang biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya kawula muda yang sibuk dengan sosial media, mulai dari anak-anak hingga tua bangka sudah punya sosial media, ya biasanya yang sudah bisa menggunakan smartphone tentunya dan biasanya punya sosial media. Pertanyaannya apakah aktif dan pasif dalam bersosial media.
Jika kita lihat dari dekat, mungkin ini asumsi dari penulis sendiri, kalau bersosial media, baik facebook, instagram, twitter, whatsapp, tiktok, dan sosial media lainnya kita banyak sibuk dengan komentar, status, postingan, orang lain. Memang kebebasan berekspresi dengan mengikuti aturan dari standar sosial media dimaksudkan tidak ada hambatan dan kedala. Semua model dan bentuk ditampung oleh sosmed, cuma kalau di indonesia, platform soial media menyesuaikan dengan aturannya. Namun buka itu yang ingin penulis sampaikan dalam tulisan kali ini.
Faktanya, banyak dari masyarakat tidak sadar akan pengaruh media ini dalam kehidupannya, maka dari itu saya ingin mengajak kesadaran pembaca yang budiman untuk sadar akan pengaruh negatif jika dalam tanda petik anda “kecanduan sosmed”.
Lantas apa yang harus dilakukan….jika anda kecanduan sosial media. Beberapa saran untuk anda jika anda telah kecanduan dan mungkin bisa sebagai langkah dalam menghindari agar tidak kecanduan.
1. Sadar diri bahwa anda sudah kecanduan
Selayaknya anda harus sadar diri, mengingat anda tujuan terpenting dalam hidup ini. Jika kesadaran ini muncul dengan tidak selalu mengikuti keinginan saja. sebagaimana halnya dalam bersosmed ria. Jika memang kesadaran ini tidak pernah muncul dan kecanduan selalu muncul coba dengan menghindari perangkat yang menyediakan sosial media. Boleh juga anda hapus sosial media dari smartphone anda. Kesadaran terhadap diri ini memang adalah sebagai sebuah langkah awal dalam mengobati kecanduan. Apapun jenis kecanduan ini langkah pertama dalam terapi pengobatan ini adalah kesadaran diri. Jika memang kesadaran diri ini tidak muncul sangatlah disayangkan. Mungkin hidayah itu belum muncul dalam diri seseorang.
2. Fokus pada tujuan
Jika anda sudah muncul sebuah kesadaran dalam diri, namun masih ada godaan keinginan, inilah yang paling berat dalam menghadapinya. Sebagai masukan bagi kita maka harus kita fokuskan pikiran, hati dan perasaaan. Ini penting untuk dipahami, dimana tujuan sebenarnya dalam hidup ini, dan mari mengejar sesuai yang lebih berharga dari pada harus sibuk dengan waktu yang terbuang. Aturlah strategi dalam mengatasinya, seperti mengatur waktu untuk bersosmed, jika memang sehari bisa 5 jam, coba dikurangi dengan 2 jam kemudian, 1 jam, kemudian, 1/2 jam, dan seterusnya.
3. Perbanyak aktifitas bermanfaat
Berbagai tujuan hidup seperti dalam hal ekonomi, pendidikan dan berbagai kebutuhan lainnya ini sangat penting untuk diperkuat. Aktivitas bekerja dalam keseharian harusnya menguras waktu dan tenaga pikiran sehingga dapat melupakan sesuatu yang diingini. Memang kebiasaan itu sangat susah untuk dilupakan, diubah dan hilangkan. Jujur saja sosmed itu memang penting dalam rangka meningkatkan silaturrahmi, namun penting dibatasi, jangan terlalu kepo. ya kayak gitulah. Masih ada pekerjaan yang lebih penting dan berharga. Dengan memperbanyak aktifitas inilah maka akan dapat mengurangi intensitas dalam bersosmed yang tidak penting.
Demikianlah tulisan kali ini semoga dapat bermanfaat. Ayo share ke teman-teman juga ya….Perlu kita tekankan penulis bukan anti sosmed, tetapi jangan sampai jadi pencandu sosmed.