Pada tulisan sebelumnya photografer dalam kegiatan seminar telah dijelaskan secara konsep. Tulisan kali ini penulis akan menjelaskan secara teknis bagaimana seorang photografer dalam capture momen penting dalam seminar. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh photografer yang dalam hal ini adalah photografer bagian dari kepanitian dalam suatu kegiatan.
1. Mempersiapkan Kamera dan Baterai yang cukup
Photografer dalam suatu kegiatan ini sangat penting untuk mempersiapkan kamera yang sesuai dengan kegiatan. Jika kegiatan di dalam ruangan atau auditorium maka kamera yang layak digunakan type DSLR atau Mirrorless yang paling baik. Siapkan juga pengaturan ISO yang pas untuk kondisi pencahayaan ruangan. Jika ruangan tersebut kurang terang atau sediakan juga lighting camera. Selanjutkan silahkan juga cek baterai apa sudah penuh, atau mungkin sediakan backup baterai cadangan.
2. Pemetaan tempat dan agenda kegiatan
Seorang photografer atau bisa disebut sebagai seksi dokumentasi suatu kegiatan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta susunan acara pada kegiatan tersebut. Susunan acara ini menjadi panduan untuk menentukan momen-momen penting untuk take shoot. Sebagai contoh agenda kegiatan seminar dimulai dari pembukaan oleh MC, baca Al-Quran, Doa, menyanyikan Lagu Indonesia Raya (Lagu Kebangsaan, Sambutan-Sambutan dan juga materi dari narasumber serta penutup. Mungkin di sesi-sesi lain ada penampilan sebagai bentuk hiburan, seperti tari, music, dan juga serah terima hadiah serta adanya games di akhir sebelum penutup. Hal-hal seperti ini menjadi momen penting yang harus ada dalam gambar dokumentasi kepanitiaan. Posisi dari tempat dari agenda ini harus diketahui oleh photografer sehingga ia mampu menempatkan diri dalam mengambil shoot yang tepat. Barangkali ini nantinya menjadi bukti pelaksanaan kegiatan. Inilah bentuk dari pemetaan tempat yang harus diketahui oleh photografer sehingga momen-momen penting tersebut tidak luput dari capture seorang photografer.
Lihat Artikel Berikut:
3. Menentukan angle yang tepat
Angle yang tepat menjadikan foto berkualitas dan seolah-olah foto-foto tersebut jika dirangkai adalah cerita dari suatu peristiwa yang ada. Mungkin jika kegiatan adalah seminar dalam bahasan kali ini penulis akan membuat pemetaan angle sebagai tawaran panduan bagi photografer dalam kegiatan seminar. Adapun angle sederhana yang dapat digunakan setidaknya:
- Close Up (CU) digunakan untuk menampilkan pesan yang kuat akan daya pengaruh dari objek yang lebih detil. Hal ini bisa digunakan untuk menampilkan ekpresi yang energik.
- Medium Close Up (MCU) digunakan untuk menampilkan pesan pengaruh kuat dan kekuatan suatu tampilan akan pesan yang kuat tentang penyampaiannya, hal ini berkaitan dengan ekpresi dan presisi dari objek. Sebut saja misalnya penyampaian arahan dan bimbingan oleh pimpinan, penyampaian narasumber yang ekspresif.
- Medium Shoot (MS) digunakan menampilkan pesan proses dan dinamis. Hal ini berkaitan dengan penampilan suatu yang natural dan sederhana dari objek yang di shoot. Misalnya MC yang ditampilkan memengang microphone, ketua panitia, dan pembaca doa serta jalanya proses kegiatan.
- Long Shoot (LS) digunakan untuk menampilkan objek yang utuh. Hal ini memberikan pesan bahwa angle ini menceritakan suasana kegiatan.
- Medium Long Shoot (MLS) ini digunakan untuk sebagian objek yang menjadi fokus pada utama. Hal ini memberikan kesan kuat dari seluruh objek yang ada. Misalnya ketika pimpinan menyampaikan arahan dan bimbingan maka shoot menampilkan sebagian peserta dan pimpinan terlihat di depan lebih luas space dan ruangnya dibandingkan dengan peserta yang hanya capturenya sebagian saja.
Demikianlah mungkin beberapa angle yang bisa digunakan dalam shoot suatu kegiatan seminar. Photografer dari kelima jenis shoot ini bisa memahami dan menentukannya dengan tepat sehingga menghasilkan bentuk hasil dokumentasi yang baik dan sesuai.
mantap bang.. ilmu semua nihh