Takjil Ramadhan yang Melegenda di Bumi Dalihan Natolu Mandailing


Toge Panyabungan Menu Khas yang Legend di Bumi Dalihan Natolu

 Takjil atau dikenal sebagai makanan pembuka puasa saat ramadhan menjadi sesuatu yang identik dengan yang manis-manis. Memang kalau kita lihat berbagai takjil di berbagai kota yang ada di Indonesia hampir rata-rata semuanya menggunakan gula atau bahan yang manis-manis. Tidak terkecuali takjil yang satu ini di bulan ramadhan sangat populer di Tanah Bumi Dalihan Natolu Mandailing tepatnya di kota Panyabungan. 

Takjil ini namanya Toge Panyabungan, menu ini khas yang sangat unik yang hanya ada di Panyabungan, Mandailing Natal. Memang sejauh yang ada memang menu ini sudah lama ada dan diproduksi oleh masyarakat Panyabungan dijual di perempatan kaki lima yang banyak kita jumpai bagi anda yang sudah pernah menjajakan kaki di Panyabungan. 

Dihari-hari biasa memang ini juga menjadi makanan khas yang unik di Panyabungan. Banyak juga yang menjualnya karena minat masyarakat untuk membelinya juga banyak, tidak hanya dari masyarakat Mandailing saja tetapi juga dari musafir perjalanan yang melintas di Panyabungan.  

Melansir dari portal indonesia.go.id menu Toge Payabungan kadang dianggap orang adalah sejenis sayuran padahal sebenarnya adalah menu makanan sejenis cendol tetapi rasanya tidak seperti cendol. Memang nama ini unik dan kebanyakan orang mungkin merasa penasaran dengan nama kuliner tersebut sehingga ingin mencobanya.

“Kudapan manis yang satu ini mungkin membuat orang bingung. Namanya Toge Panyabungan, tetapi jelas sama sekali tidak menggunakan tauge dalam sajiannya” (dalam kutipan indonesia.go.id)

Melalui portal informasi indonesia ini diwartakan bahwa Toge Payabungan telah menjadi kuliner khas Indonesia yang unik dan asli Indonesia. Para pedangan di Panyabungan masih mengolah dan memasak kuliner ini dengan cara yang tradisional karena menurut mereka ini bisa mempertahankan rasa. Kuliner ini dimasak menggunakan tungku kayu bakar tidak menggunakan kompor gas. Secara umum bahan yang digunakan adalah Lalu paduan pulut putih, ketan hitam, bulatan candil dan cendol masak dibubuhi kuah santan dan gula aren asli tanpa bahan pengawet tentunya.

Kepopuleran Toge Panyabungan telah menasional dengan diliputnya di berbagai media nasional, media online, dan media lokal tentang kenikmatannya. Kuliner yang satu ini memang penikmatnya kini tidak hanya dari etnis Mandailing yang merupakan suku asli dari Panyabungan. Penikmatnya juga dari semua etnis di Sumatera Utara yakni, suku Melayu, Jawa, Padang, Tionghoa, Batak dan lainnya.