Mengingat Pentingnya Kementerian Agama
Sejak berdirinya Kementerian Agama pada tanggal 3 Januari 1946 di awal-awal kemerdekaan Republik Indonesia, Kementerian ini telah melewati fase panjang mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi yang tertuang dalam websitenya adalah
Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin dalam rangka Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong
(Berdasarkan: Keputusan Menteri Agama Nomor 39 Tahun 2015)
Jika kita membaca dari misinya juga tertuang dengan jelas dalam websitenya
- Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama
- Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama
- Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas
- Meningkatkan pemanfaata dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan
- Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas dan akuntabel
- Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama, pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan
- Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan terpercaya
(Berdasarkan : Keputusan Menteri Agama Nomor 39 Tahun 2015)
Misi ini merupakan bagian dari implementasi amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya yang menyangkut pemenuhan hak-hak dasar warga negara dalam bidang urusan agama dan kehidupan beragama (serta pendidikan keagamaan). Kurun waktu yang hampir sama dengan usia NKRI yakni 75 tahun telah dilalui Kementerian Agama dengan berbagai tantangan dan capaian yang dinamis terutama dalam membangun pendidikan keagamaan di Indonesia. Kemenag RI telah membangun berbagai perguruan tinggi keagamaan dan membangun tata kelola serta sistem informasi untuk menunjang berbagai kebutuhan. Ini patutlah kita apresiasi sebagai warga negara yang baik, kita haruslah mendoakan para pejabat dan pemerintah agar senantiasa diberikan kesehatan dan rasa tanggung jawab dalam mengemban tugasnya untuk menjaga kerukunan beragama.
Foto: Logo HAB Kemenag ke 75 |
Spiritual Recharging
Spiritualitas yang dibangun dalam iconik kementerian ini dengan kata “ikhlas beramal” yang dimunculkan dalam logo kementerian agama. Munculnya kata ini bukan hanya sebatas muncul begitu saja tetapi memiliki makna filosofis yang amat mendalam. Ini adalah wujud eksitensi dari Kementerian Agama dalam memberikan pelayanan bagi warga negara. Ini juga sebagai bentuk prinsip yang direkat kuat dan menjadi energi spiritual dan vital bagi segenap jajaran, pegawai, dosen, civitas akademik serta keluarga besar Kementerian Agama. Spirit ikhlas beramal inilah yang terus dijaga dalam bentuk karya dan upaya dalam menjaga perdamaian.
Mengingat adanya Pelaksanaan Upacara Hari Amal Bhakti di Kementerian Agama RI yang diperingati tiap tahun setiap tanggal 3 Januari ini tentunya menjari momentum peneguhan dan mengingat kembali pentingnya komitmen untuk bekerja keras melayani rakyat. Penulis dalam hal ini berpendapat bahwa momentum Hari Amal Bakti ini adalah bentuk spritual recharging dalam memahami pentingnya Kementerian Agama dalam kehidupan sosial di Indonesia. Maksudnya adalah bahwa kekuatan iman dan ketakwaan adalah harus dikuatkan dalam diri setiap jajaran kementerian agama. Dalam konsep Islam disebutkan bahwa Iman dan Ketakwaan itu bisa berubah-ubah, termasuk di dalamnya adalah komitmen. Kegiatan ini seharusnya dijadikan sebagai pemersatu bangsa dan meningkatkan ukhuwah serta hubbul wathan (cinta negara dan tanah air) Indonesia.
Starting Points
Poin penting dalam hal menyambut tahun 2021 masih terasa segar, dimana tiga hari setelah pergantian tahun menjadi awal yang baik dalam menentukan arah dan kebijakan yang lebih baik untuk satu tahun kedepan. Dalam hemat penulis Hari Amal Bakti di masa wabah ini adalah suatu bentuk starting poin dalam memajukan bangsa dalam bidang keagamaan, baik dari segi pendidikan, pengelolaan, dan tata laksana pelayanan masyarakat. Mari kita sambut tahun 2021 ini dengan penuh hikmah dan penghayatan dimana masa ini adalah masa sulit bangsa menghadapi cobaan. Wabah Corona masih meraja lela, ini tidak mungkin dituntaskan dengan hanya pemerintah saja tetapi prinsip “gotong royong” dari semua elemen masyarakat harus ikut serta. Ingatlah bahwa kemerdekaan Indonesia tidak raih oleh satu satu golongan atau elemen masyarakat tertentu saja dalam mengusir penjajah, tetapi kemerdekaan dicapai dengan prinsip gotong royong masyarakat Indonesia.
Indonesia Bangkit
Mari kita bahu-membahu melawan hoax yang meresahkan dengan literasi, mengikuti protokol kesehatan yang diatur pemeritah, serta banyak-banyak berdoa untuk kemajuan bangsa ini. Terkadang, kita hanya berdoa untuk diri kita dan keluarga, tetapi alangkah baiknya kita juga berdoa untuk bangsa ini. Sebagai umat yang beragama, berkeyakinan, beribadah dan berketuhanan yang Maha Esa, tentunya doa adalah sebagai bentuk tawakkal dan kepasrahan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena apapun yang terjadi adalah memang karena kehendak-Nya. Kita manusia hanya berusaha dan menjalani.
Saya yakin bahwa Kememnterian Agama di Indonesia akan menjadi contoh institusi pemerintah yang sangat diperlukan oleh berbagai negara lain di kancah Internasional. Semoga Kementerian Agama tetap menjadi kokoh dan tetap menjaga Kerukunan Umat Beragama, Persatuan Bangsa, dan Semangat Gotong Royong.
=================================
Melalui tulisan ini saya Mengucapkan selamat dan Sukses atas Pelaksanaan Upacara Hari Amal Bakti Kementerian Agama Republik Indonesia yang ke 75. Semoga Indonesia Rukun dan Damai selalu, Amiin.
Selamat hari Amal bakti